Photobucket

Jumat, 15 April 2011

Persiapan Menuju Pernikahan




Setiap kita (Insyaalah) akan menuju suatu perjanjian besar yang merupakan sunah nabi yang tentu kita tidak akan melakukannya dengan main-main. Karena hal ini, bagi sebagian besar orang merupakan sesuatu yang hanya ingin dilakukannya sekali seumur hidup. Masih banyak alibi yang menbuat kita harus menyiapkan segala sesuatunya dengan baik.

Sebelum anda mengambil keputusan besar itu, judul buku karangan H. M. Anis Matta yang diterbitkan oleh PT Syaamil Cipta Media, Bandung pada bulan maret tahun 2003 ini tampaknya cocok untuk mengantarkan kita menuju diskusi tentang pernikahan.. Ya, sebelum anda mengambil keputusan besar itu, anda (katanya) harus mempersiapkan minimal 4 hal…


Ok, mari kita siapkan 4 hal tersebut..
1. kesiapan pemikiran

2. kesiapan psikologis
3persiapan fisik
4. persiapan financial

1.Kesiapan Pemikiran
Kesiapan pemikiran ini mencakup 3 hal :
i. Kematangan visi keislaman
ii. Kematangan visi kepribadian
iii. Kematangan visi pekerjaan

i.Kematangan visi keislaman
Orang yang mempunyai kematangan visi keislaman berarti memiliki dasar-dasar pemikiran yang jelas tentang identitas ideologinya. Ketika seorang muslim ingin menikah, ia harus mengetahui dulu bahwa ia muslim. Namun diatas itu ia juga harus mengetahui mengapa ia menjadi muslim, sehingga ia mampu dihadapkan kepada berbagai pilihan dalam kehidupan riil.

Masalah pernikahan bukan perkara yang sulit (karena islam sendiri sudah memudahkan masalah ini) tapi bukan pula merupakan perkara yang sembarangan. Disinilah kematangan visi keislaman (baca : makrifat kepada islam dengan baik) sangat dibutuhan. Karena setelah akad nikah terlewati akan ada status qowam yang menempel pada diri seorang suami dan status bunda pada diri seorang istri yang disitu memerlukan kematangan visi keislaman. Nantinya akan terlihat peran qowam dalam memimpin bahtera rumah tangga, mau dibawa kemana isteri dan anaknya, dan akan ada peran seorang bunda sebagai ustadzah pertama bagi anak-anaknya. Siapkah seorang qowam dan seorang bunda akan pengetahuan islam; pengetahuan tentang pernikahan (sebelum dan sesudah akad nikah ditunaikan); pengetahuan tentang tauhid, akhlak, dsb yang nantinya akan diajarkan kepada jundi-jundi kecilnya; pengetahuan tentang hukum islam, etika islam, dan masih banyak lagi.

Akad nikah merupakan launcing berdirinya sebuah madrasah. Akad nikah barlangsung bersamaan dengan pengguntingan pita tanda dibukanya sebuah madrasah baru, bersamaan pula dengan dilantiknya sepasang ustadz dan ustadzah yang diwajibkan untuk siap mendidik jundi-jundi kecil yang nanti akan meramaikan madrasah itu. Sepasang ustadz dan ustadzah yang bersatu dalam sebuah ikatan suci ini nanti akan mengajarkan banyak hal pada jundi-jundi kecil-nya dan sekaligus akan mengecap pembelajaran-pembelajaran yang akan mendewasakan keduanya. Begitulah waktu bergulir. Akankah menjadi sebuah madrasah favorit yang akan dijadikan cerminan madrasah-madrasah lainnya ataukah akan menjadi madrasah yang buruk bahkan ambruk (na’udzubillah!) tergantung sematang apa visi keislaman yang ia punya.

ii.Kematangan visi kepribadian
Dua hambatan terbesar dalam berhubungan dengan orang lain yaitu bila kita tidak memahami orang lain dengan benar dan bila kita tidak mampu memahami diri kita sendiri dengan benar.
Seseorang yang mempunyai konsep diri yang jelas artinya ia mengetahui kepribadiannya sendiri dengan baik. Orang semacam itu akan mampu memahami keadaan dirinya sendiri sehingga akan melahirkan penerimaan diri yang baik.
Ketika seseorang mampu menerima dirinya dengan baik, setelah menikah pada umumnya ia juga akan mampu menerima pasangannya dengan baik.

iii.Kematangan visi pekerjaan
Point ini lebih khusus ditujukan untuk calon suami. Seorang ikhwan ketika memutuskan untuk menikah maka ia harus mempuyai perencanaan yang matang tentang bagaimana ia nanti akan menghidupi anak dan istrinya. Artinya, ia mempunyai visi yang jelas tentang pekerjaan yang akan dilakoninya kelak.

 2.Kesiapan Psikologis
Ketika seseorang berumah tangga, tangung jawab (sebagai seorang qowam atau bunda) akan memberikan beban secara psikologis. Orang yang tidak sanggup menerima beban tidak akan kuat menghadapi beban kehidupan rumah tangga.
Kesiapan psikologis disini adalah kematangan tertentu secara psikis untuk menghadapi berbagai tantangan besar dalam hidup. Orang yang tidak matang secara psikologis akan menyebabkan banyak sekali masalah dalam keluarga ketika memasuki perkawinan.

Contoh, ketika Rasulullah bersama sahabat di rumah ‘Aisyah, datang sahabat lain membawa nampan berisi makanan. Nampan itu dikirim oleh salah seorang istri Rasul yang lain. Ketika ‘Aisyah mengetahui hal itu, ia langsung menghancurkan isi nampan didepan Rasul dan para sahabat. Kita dapat membayangkan gengsi seorang pemimpin yang terganggu dalam situasi seperti itu. Sambil meneguk secangkir kopi, Rasul mengatakan kalau kita sekarang membutuhkan laki-laki yang bisa menghadapi masalah yang paling pelik dengan cara sederhana. Saat itu rasul berkata, “Ibu kalian sedang cemburu.” That’s it. Finish.

 3.Kesiapan fisik
Apakah fisiknya sudah siap untuk menikah. Kita harus meyakini bahwa fisik kita sudah siap untuk menikah. Itulah sebabnya nikah terlalu dini juga tidak terlalu bagus (pada umur 12 tahun misalnya). Dalam kitab al Hijab, Maududi menjelaskan tentang hubungan seksual. Ketika alat reproduksi kita belum matang, hal itu bisa mempercepat perapuhan fisik secara umum. Di Barat, orang yang melakukan hubungan seksual terlalu muda, pada umumnya setelah diatas usia tiga puluhan akan mengalami hambatan-hambatan fisik.
Lain halnya dengan orang yang telat nikah (menikah diatas umur 30 tahun). Menurut ahli kandungan, daya seksual diatas usia 30 tahun sedang down. Makanya laki-laki yang telat menikah, ketika berumur 40 tahun merasa masih harus membuktikan kelaki-lakiannya. Hal ini dibenarkan oleh para psikolog dengan menghembuskan isu puber kedua. Ini tidak benar di dalam islam sehingga penting diketahui dengan baik.

 4. Kesiapan Finansial
Yang ada dalam perkawinan bukan hanya cinta. Aspek ekonomi juga sangat terlibat. Walaupun tidak berarti ketika seorang ikhwan ingin menikah maka ia harus menjadi ikhwan yang berkepribadian; ikhwan dengan rumah pribadi, mobil pribadi, perusahaan pribadi. Bukan itu. Tapi bagaimana seorang ikhwan siap menafkahi anak dan istrinya secara rasional, artinya dapat mencukupi kebutuhan keluarga.

Jangan sampai kita memasuki dunia perkawinan hanya dengan semangat baja, “kalaupun mereka fakir nanti Allah yang akan membuat kaya”. Kita harus tetap ingat bagaimana cara Allah membuat orang kaya. Prosedurnya tetap manusiawi. Walaupun ada yang tidak menusiawi. Allah mengatakan, “barang siapa yang bertakwa kepada Allah, Ia akan memberikan jalan dari arah yang tidak disangka-sangka”. Tapi sebagian besar kerjanya manusiawi. Seperti yang dikatakan Umar bin Khatab bahwa langit tidak akan menurunkan emas.

sumber:nelangsa.multiply.com

PERAWATAN MENJELANG PERNIKAHAN





Pernikahan merupakan suatu peristiwa yang sangat sakral dan dinantikan setiap pasangan. Oleh karena itu tidak sedikit pasangan yang melakukan persiapan pernikahan jauh hari sebelumnya, agar pada saat hari "H" semua acara berjalan dengan lancar dan sukses. Sebagai seorang wanita, tentu saja ingin pada saat hari pernikahannya tampil cantik dan segar, istilah yang umum adalah "manglingi". Walaupun, tidak sedikit juga mempelai wanita yang tidak melakukan perawatan tubuh menjelang pernikahan karena keterbatasan dan kesibukannya. Memang perawatan tubuh menjelang pernikahan tidak mutlak dilakukan, yang paling penting dilakukan oleh pasangan menjelang pernikahan adalah mendekatkan diri kepada Tuhan dan memohon restu-Nya agar pernikahan yang akan dilangsungkan sukses, lancar, dan bahagia lahir batin selamanya.
Nha, jika mempelai wanita ingin melakukan perawatan tubuh, bisa melakukan beberapa hal :
1. Luluran, pijat dan mandi kembang. Luluran 1 - 3x seminggu menggunakan lulur  yang beredar dipasaran dapat mengangkat sel-sel kulit mati, sehingga kulit menjadi bercahaya dan bersih. Biasanya pada saat luluran disertai dengan pijat untuk melancarkan peredaran darah. Setelah luluran bisa dibilas dengan mandi kembang agar tubuh menjadi harum dan wangi. Mandi kembang ini biasanya terdiri dari bunga mawar, tanjung, melati yang dihancurkan dan campur dengan garam kasar dan perasan jeruk purut dan direndam dengan air sebagai bilasan setelah memakai lulur.

 2. Facial dan masker. Penggunaan masker dan facial bertujuan untuk membersihkan wajah dari jerawat, merawat wajah agar tetap segar sehingga pada saat hari "H" muka tidak mudah berminyak dan make up tahan lama. Dianjurkan agar mendekati hari "H" tidak menggunakan make up terlalu sering dan berlebihan. Dilakukan seminggu sekali
3. Creambath. Untuk merawat rambut agar rambut terlihat indah danmudah ditata, bisa dilakukan seminggu sekali.
4. Minum jamu. Minum jamu dilakukan untuk menjaga stamina menjelanghari "H" dan pada saat malam pertama. Jamu yang biasa diminum adalah jamu Kamaratih Kamajaya atau rebusan cabe puyang dengan kunyit asam. Minum jamu ini bisa rutin dilakukan mulai dari 30 hari menjelang hari "H".
5. Paket perawatan menjelang pernikahan di salon. Bagi mempelai yangpunya banyak waktu bisa mengambil satu paket perawatan di salon.
6. Paket perawatan dari perias pengantin. Beberapa perias biasanyamenyediakan paket ini lengkap dari mulai lulur, rambut di-ratus sampai minum jamu-jamuan.
 7. Puasa Senin-Kamis dan mengurangi makan garam agar wajah bersinar dan "manglingi"
sumber:dunia-ibu.org

Persiapan Pernikahan : Penting Diketahui Sebelum Menikah !


Persiapan pernikahan kali ini penting diketahui calon pengantin sebelum menikah. Apa sajakah itu? simak ulasannya di bawah ini.
Melayani Satu Sama Lain
Pernikahan berarti saling membahagiakan, bukan pasangan yang membahagiakan Anda ataupun sebaliknya. Saat menikah Anda telah berkomitmen untuk saling mencintai dan menyayangi dalam suka maupun duka. Oleh karena itu terimalah kekurangan dan kelebihan pasangan, begitu pun sebaliknya. Jika ada masalah, komunikasikan dengan baik.
Anda dan Pasangan Sama-sama Egois
Berat mungkin untuk mengakui bahwa Anda merupakan seseorang yang egois, namun itulah kenyataannya. Dan jangan kaget jika setelah menikah, tiba-tiba Anda dan pasangan menjadi sama-sama egois. Untuk menghindari sesuatu yang tidak mengenakan dalam kehiduapn pernikahan, ada baiknya tunjukkan sifat egois Anda serta pasangan dan komunikasikan dengan pasangan bagaimana mengatasinya.
Menikah dan Masa Berpacaran
Tidak sedikit pasangan yang sudah menikah jarang melakukan kegiatan bersama-sama. Berbeda pada saat masih berpacaran yang sering menonton film berdua, berjalan-jalan, dan lainnya.Begitupun seharusnya kehidupan Anda dan pasangan setelah menikah.
Tidak harus mengeluarkan biaya yang besar, Anda dan pasangan dapat menghabiskan waktu berdua dengan menonton film berdua di rumah, memasak makanan favorit dan mengadakan makan malam romantis di rumah.
Pernikahan tidak bisa dipertahankan oleh sendiri, dan komunikasi merupakan kunci penting dalam sebuah pernikahan. Selain mendiskusikan mengenai hal-hal apa saja yang dibutuhkan dalam pesta pernikahan, ada baiknya Anda dan pasangan mempersiapkan diri dengan bacaan-bacaan seputar kehidupan pernikahan di masa persiapan pernikahan.
sumber: wedding belle team(blog.my-weddingbelle.com)

TAHAPAN PERSIAPAN PERNIKAHAN


6-12 Bulan Sebelum Hari-H
  1. Tetapkan hari dan tanggal pernikahan
  2. Tentukan anggaran dan gaya pernikahan yang diinginkan
  3. Tentukan jumlah tamu yang akan diundang
  4. Pesan tempat untuk resepsi
  5. Buat daftar tamu
  6. Tentukan pengiring wanita, pengiring pria dan pengiring-pengiring lainnya
  7. Temui dan kunjungi desainer, tentukan dan pilih gaun pengantin
  8. Pilih dan pesan catering
  9. Putuskan tujuan honeymoon, lakukan pemesanan tempat dan transportasi
4-5 Bulan Sebelum Hari-H
  1. Selesaikan daftar tamu
  2. Hubungi pastur / pendeta, tentukan waktu dan tempat pemberkatan
  3. Pilih dan pesan kartu undangan
  4. Tentukan tema warna gaun yang akan dikenakan serta bunga-bunga dekorasi
  5. Beritahukan kepada Ibu dan calon mertua agar mereka merencanakan gaun yang akan dikenakan sesuai dengan tema warna yang dipilih
  6. Pilih dan beli/sewa gaun untuk pengiring pengantin wanita
  7. Pilih jas untuk pengantin pria dan pengiringnya
  8. Pilih dan tentukan dekorasi pelaminan / ruang pesta
  9. Pilih dan hubungi photographer, baik untuk studio, liputan danvideo
  10. Pilih dan pesan kendaraan pengantin dan panitia
  11. Pilih dan pesan kue pengantin
  12. Booking MC dan music pengiring
  13. Pesan cincin kawin
2-3 Bulan Sebelum Hari-H
  1. Ambil formulir pendaftaran pernikahan, dan siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan
  2. Lakukan pengecekan kesehatan pra-nikah
  3. Konfirmasikan honeymoon (buat paspor bila perlu)
  4. Hubungi desainer untuk waktu mengepas gaun
6-8 Minggu Sebelum Hari-H
  1. Tulis dan atur pengiriman undangan
  2. Selesaikan menu makanan dengan pihak catering
  3. Pesan minuman anggur untuk resepsi jika dikehendaki
  4. Siapkan bingkisan untuk para pengiring
  5. Kunjungi penata rambut, putuskan model yang diinginkan.Booking untuk hari pernikahan.
  6. Lakukan test make-up
  7. Tentukan musik pengiring pernikahan, konsultasikan dengan MC dan pemain musik
4-5 Minggu Sebelum Hari-H
  1. Kirim kartu undangan
  2. Ambil pesanan cincin kawin, pastikan grafir inisialnya benar
  3. Pesan traveller cheque/mata uang asing untuk honeymoon
2-3 Minggu Sebelum Hari-H
  1. Susun jadwal acara pernikahan, gandakan dan berikan masing-masing: keluarga pengantin, para pengiring, panitia, supir, petugas photo dan video
  2. Konfirmasikan jumlah undangan dan hal-hal lain yang diinginkan kepada pengurus gedung dan catering
  3. Konfirmasikan semua pesanan dan detail untuk bunga, sewa kendaraan, photographer, dekorasi, kue, mobil, pemain musik dan lainnya.
  4. Mencoba gaun pengantin lengkap dengan aksesorisnya.
  5. Periksa ukuran, kenyamanan dan lainnya, bila ada yang harus disempurnakan. Biasakan menggunakan sepatu yang akan digunakan di hari pernikahan agar terasa lebih nyaman
  6. Siapkan barang-barang yang akan dibawa ke rumah baru
  7. Lakukan facial dan lulur ke ahlinya.
1 Minggu Sebelum Hari-H
  1. Bersantailah, yakinkan semuanya akan beres
  2. Berkemas untuk honeymoon, lengkapi dan beli kebutuhan-kebutuhan yang muncul belakangan
  3. Konfirmasikan sekali lagi semua pesanan yang telah dilakukan, sekedar untuk mengingatkan
sumber:resep.web.id